Kamis, 29 Agustus 2013

SEGITIGA BERLIAN KHAS BANYUWANGI


Banyuwangi sebagai kabupaten yang terletak diujung timur pulau jawa Propinsi Jatim. Di sebelah utara berbatasan dengan Situbondo, sebelah barat berbatasan dengan Jember dan Bondowoso, sebelah timur Selat Bali dan di sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia. Banyuwangi memiliki keragaman pemandangan alam, kekayaan seni dan budaya serta adat tradisi. Para pengunjung akan merasa lebih lengkap jika bisa melihat potensi alam, seni dan budaya sekaligus.
            Sejak dahulu kita sering mendengar cerita segitiga penuh misteri yang kita belum tahu tentang kenyataannya, Namun kali ini kita akan lihat segitiga lain yang dapat di nikmati dengan nyaman dan aman untuk kita jumpai. Segitiga Berlian atau dengan kata lain ( Triangle Diamond ) nama sebutannya, Segitiga berlian ini hanya dapat kita temukan di Banyuwangi atau daerah yang lebih dikenal sebutan Sunrise of Java ini memiliki tiga titik wisata yang menawarkan ciri khas berbeda-beda yang bisa kita lihat potensi di dalamnya. Tiga titik wisata tersebut ada Pantai Pelengkung (Plengkung Beach), Pantai Sukamade (Sukamade Beach) dan Kawah Ijen (Ijen crater).
Mengapa tiga titik wisata Banyuwangi di sebut dengan Segitiga Berlian atau Triangle Diamond ?
Karena kalau kita lihat peta Banyuwangi, tiga titik wisata yang telah disebut di atas, jika di tarik dengan garis, tiga titik wisata tersebut akan membentuk sebuah berlian. “Tiga titik wisata ini menjadi salah satu unggulan selain wisata berbasis ecotourism,” ungkap Abdullah Azwar Anas, Bupati Banyuwangi.
inilah yang di sebut SegiTiga Berlian Khas Banyuwangi.





1.      PANTAI PELENGKUNG (Plengkung Beach)
Plengkung atau yang dikenal oleh wisatawan mancanegara dengan nama G-Land merupakan surga bagi para peselancar profesional dari dalam negeri ataupun mancanegara.
Huruf “G” berasal dari kata Grajagan, nama dari sebuah teluk yang memiliki ombak yang besar. Jarak wisata alam Pantai Plengkung dari Kota Banyuwangi kurang lebih 87 km terletak di Desa Kendalrejo, Kecamatan Tegaldelimo Kabupaten Banyuwangi. Menurut banyak pengamat ombak Pantai Plengkung termasuk yang terbesar di dunia setelah ombak laut Pantai Hawai (The Seven Giant Wave Wonder). Dengan panjang gelombang mencapai 2km dengan 7 lapis gelombang yang berketinggian 6-8 feet. Sehingga perairan Pantai Plengkung menjadi arena yang sangat baik untuk olahraga surfing terutama bagi wisatawan mancanegara. Pantai Plengkung berada di dalam kawasan hutan lindung dan suaka margasatwa Taman Nasional Alas Purwo yang menjadi satu kesatuan dalam Kawasan Wisata Alam Pantai Plengkung Daya tarik utama yang dapat di nikmati pada obyek wisata ini adalah panorama alam berupa hutan dan ombak laut Pantai Selatan.
Meski berada di lokasi yang terpencil dengan askes angkutan terbatas, setiap tahun tidak kurang dari 400-600 wisatawan asing datang untuk berselancar di pantai berpasir putih ini. Di tempat ini mereka biasanya menginap selama sepekan, bahkan ada yang berbulan-bulan di resor-resor dalam hutan.
Resor-resor di Plengkung memanfaatkan kesunyian hutan. Hanief, Direktur Bobby’s Camp di G-land, mengatakan bahwa resornya mengoperasikan generator listrik minim suara. Generator itu mampu menerangi resor dan menghidupkan AC, TV kabel, dan air panas. Setiap hari mereka juga memproduksi roti sendiri dan mengolah makanan lokal, seperti ubi rebus dan talas, untuk memenuhi akomodasi dan makanan para peselancar. Wisatawan bisa menikmati senyapnya hutan, gulungan ombak, lengkap dengan akomodasi hotel berbintang.
Jalan menuju ke plengkung bisa dengan dari jalur Banyuwangi-Kalipatih-Pasar anyar-Trianggulasi-Pancur-Plengkung atau bisa dari jalur Jember-kalibaru-genteng-Benculuk-Grajakan-Plengkung.

1.      PANTAI SUKAMADE (Sukamade Beach)

Pemandangan akan terasa berbeda jika kita telah sampai di Patai Sukamade, pantai ini berjarak kira-kira 97 km ke arah barat daya dari kota Banyuwangi, di Dusun Sukamade, Desa Barongan, Kecamatan Pesanggaran. Selama ribuan tahun lokasi ini menjadi tempat bertelurnya kura-kura atau penyu-penyu raksasa dari kawasan Samudera Indonesia dan Pasifik. Pantai ini masih menjadi bagian dari Taman Nasional Meru Betiri. Pantai Sukomade merupakan pantai yang tenang dan indah. Pada mulanya pantai ini ditemukan oleh Belanda pada tahun 1927. Karet, kopi dan coklat ditanam di tanah perkebunan seluas 1200 hektar. Sukomade meropakan hutan lindung alam di Jawa Timur yang berhubungan dengan penangkaran penyu.
Pantai Sukamade merupakan habitat tempat penyu bertelur. Di tempat ini wisatawan dapat menyaksikan secara langsung aktifitas penyu naik ke pantai, bertelur. Di tempat ini juga terdapat penetasan semi alami untuk menetaskan telur-telur penyu yang telah dikumpulkan oleh petugas. Wisatawan dapat turut aktif dalam usaha konservasi penyu dengan mengikuti kegiatan pelepasan tukik ke laut setelah ditetaskan pada penetasan semi alami.
Para pengunjung dibimbing oleh para pemandu penjaga hutan yang berpengalaman untuk melihat penyu yang mendarat ke pantai dan bertelur di pantai pasir. Penyu betina biasanya bertelur hingga ratusan yang diletakkan di dalam pasir di pantai. Penyu betina biasanya mulai mendarat di pantai jam 07.30 malam dan kembali ke laut pada jam 12.00 malam hari.Bulan Nopember hungga Maret adalah musim penyu bertelur. Jalan ke sukamade sangat menantang untuk dijelajahi. Sepanjang jalan untuk mengunjungi tempat ini, para pengunjung bisa berhenti di pantai Rajegwesi. Jangan juga sampai melewatkan Teluk Hijau, sebuah teluk hijau dengan karang terjal yang indah mengitari. Berpesiar di pagi buta untuk melihat binatang-binatang yang merumput di padang rumput juga mengesankan. Tempat-tempat tersebut merupakan tempat yang masih alami yang harus anda tahu di ujung timur pulau jawa.
Selain penyu, kita juga mudah menjumpai macaca dan lutung yang akrab dengan pengunjung. Pengunjung dapat menikmati jalan kaki melintasi hamparan hutan hujan tropis dataran rendah dengan akses jalan setapak. Pada malam hari, pantai Sukamade berubah menjadi surga. Satu per satu penyu akan muncul dari laut menuju ke pantai untuk bertelur. Pemandangan inilah yang ditunggu-tunggu wisatawan khususnya mancanegara. Karena langka, pengunjung harus ekstra hati-hati. Pengunjung tidak boleh menyalakan lampu dan berbuat gaduh selama berada di pantai. Proses penyu bertelur butuh waktu sekitar tiga jam sejak naik ke pantai sampai kembali ke laut. Fasilitas yang terdapat di lokasi ini antara lain: Pondok Wisata, Camping Ground yang dilengkapi dengan pendopo untuk ruang pertemuan, Shelter, jalan trail wisata, information centre, laboratorium dan pondok kerja.Obyek wisata lain yang ada di Pantai sukamade adalah Hutan mangrove yang terletak di muara timur Pantai Sukamade. Sungainya dapat dipakai berkano pada sore hari sambil melakukan pengamatan burung (Bird Waching) seperti Roko-Roko, Elang laut, Dara Laut dan masih banyak lagi burung burung yang dapat diamati, hal ini biasanya dilakukan sambil menunggu Sunset.


Perjalanan menuju Pantai Sukamade memang sangat menantang. Jalan tak beraspal dan bebatuan menjadi rute yang wajib dilewati. Bahkan sesakali melewati sungai. Sebelum sampai menuju Pantai Sukamade dapat mampir sejenak dipantai Rajekwesi dan Teluk Hijau. Sebuah teluk yang berwarna hijau dengan karang terjal yang sangat indah.
Untuk menuju kawasan Taman Nasional Meru Betiri dapat dicapai melalui 4 jalur jalan darat baik dari Jember maupun dari Banyuwangi yaitu :
  1. Jalur Jember-Ambulu-Curahnongko-Bandealit (Pintu Gerbang ke Meru Betiri bagian Barat) sepanjang 64 km dapat ditempuh dalam waktu sekitar 1,5-2 jam dengan kendaraan roda dua maupun roda empat.
  2. Jalur Jember-Glenmor-Sarongan-Sukamade (Pintu Gerbang ke Meru Betiri bagian Timur) sepanjang 103 km dapat ditempuh dalam waktu 3,5-4 jam dengan kendaraan roda dua maupun roda empat.
  3. Jalur Jember-Genteng-Jajag-Pesanggaran-Saro-ngan-Sukamade se-panjang 109 km dapat ditempuh dalam waktu 3,5 - 4 jam dengan kendaraan roda dua maupun roda empat.
  4.  Jalur Banyuwangi-Jajag-Pesanggaran-Sarongan-Sukamade sepanjang 137 Km dapat ditempuh dalam waktu 5 jam dengan kendaraan bermotor.
Namun perlu diingat medan yang berbukit-bukit dituntut untuk menyesuaikan jenis kendaraan kita untuk menuju kesana.

2.      KAWAH IJEN (Ijen crater)

Gunung Ijen atau lebih di kenal dengan Kawah Ijen, adalah salah satu gunung yang masih aktif sampai sekarang. Memiliki ketinggian 2.443 m dari atas permukaan laut, berdinding kaldera setinggi 300-500 m dan telah 4 kali meletus di tahun 1796, 1817, 1913 dan 1936.
Dari segitiga berlian(Triangle Diamond) yang ada di Banyuwangi Kawah Ijen mempunyai daya tarik sendiri untuk kita jumpai, disamping keindahan yang menyihir pengunjung untuk datang adalah tempat dengan resiko bahaya yang cukup tinggi karena Ijen merupakan satu komplek gunung berapi yang terdiri dari kawah gunung Ijen dan dataran tingginya. Kawasan ini terletak di tiga kabupaten yaitu Situbondo, Bondowos dan Banyuwangi.
Jika kita mau ke kawah ijen, kita butuh baju musim dingin yang lengkap, bagi orang Indonesia. seperti Jaket, masker, tutup kepala, sarung tangan dll. Dengan jarak tempuh 3 km, butuh waktu sekitar 2 - 3 jam, tergantung kekuatan fisik untuk mencapai puncak. Sebaiknya perjalan mulai berangkat mendaki jam 1 dini hari, sehingga kita dapat melihat api biru kemerahan yang terpancar dari kawah. Api biru (blue fire) ini hanya ada di dua tempat di dunia. Selain di Kawah Ijen, satu lagi diIslandia. Setelah melihat api biru segeralah turun untuk menikmati matahari terbit. Ya, inilah salah satu daya tarik Ijen. Apalagi Banyuwangi telah dikenal sebagai Sunrise of Java karena dari sini pancaran sinar cantik matahari mulai tampak. Pemandangan di puncak Ijen sungguh fantastic, danau kawah yang berwarna hijau kebiruan, garis orange sunrise, asap belerang dan api biru, serta posisi "di atas awan" yang cantik. Kita juga harus siap dengan terpaan angin dingin, terlebih jika mendaki di bulan Juli - Agustus. Ketika cuaca cerah, langit bersih, kita bisa melihat taburan bintang yang luar biasa indahnya. Jalur pendakian lumayan nyaman, hanya ada beberapa titik yang harus diwaspadai karena berupa batu kerikil, sehingga ketika turun bisa terpeleset apalagi ketika musih hujan.
Di kawasan gunung berapi ini terdapat pertambangan belerang, dimana mengindikasikan gunung ini masih aktif dan beraktifitas. Saat berada di kawasan kawah Ijen, pengunjung bisa menyaksikan para penambang yang sibuk membawa tumpukan belerang di punggung mereka, menyusuri jalan yang curam dan dipenuhi oleh gas beracun yang berbahaya. Para penambang di Kawah Ijen yang masih menggunakan cara tradisional adalah gambaran manusia yang menantang kehidupan. Bekerja dalam resiko bahaya yang mengancam nyawa demi kehidupan.
Rute pendakian kawah ijen :
Untuk mencapai gunung Ijen dari Banyuwangi, bisa mnenggunakan kereta Api ekonomi dengan tujuan banyuwangi dan turun di station Karangasem kemudian naik ojek dengan tujuan Kec. Licin Ds. Banyusari, dari Ds. Banyusari perjalanan dilanjutkan menuju Paltuding dengan menumpang truk pengangkut belerang. Atau Menggunakan Bus dan turun di Banyuwangi kota kemudian naik ojek bisa langsung ke Paltuding atau ke Ds. Banyusari juga bisa namun dengan menggunakan bus tarif yang di keluarkan akan lebih mahal. Pintu gerbang utama ke Cagar Alam Taman Wisata Kawah Ijen terletak di Paltuding, yang juga merupakan Pos PHPA (Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam). Alternatif rute adalah Bondowoso - Wonosari - Tapen - Sempol - Paltuding. Fasilitas lain yang dapat dinikmati oleh pengunjung antara lain pondok wisata dan warung yang menjual keperluan pendakian untuk menyaksikan keindahan kawah Ijen. Dari Paltuding berjalan kaki dengan jarak sekitar 3 km. Lintasan awal sejauh 1,5 km cukup berat karena menanjak. Sebagian besar jalur dengan kemiringan 25-35 derajad. Selain menanjak struktur tanahnya juga berpasir sehingga menambah semakin berat langkah kaki karena harus menahan berat badan agar tidak merosot ke belakang.
Setelah beristirahat di Pos Bunder (pos yang unik karena memiliki bentuk lingkaran) jalur selanjutnya relatif agak landai. Selain itu wisatawan/pendaki di suguhi pemandangan deretan pegunungan yang sangat indah. Untuk turun menuju ke kawah harus melintasi medan berbatu-batu sejauh 250 meter dengan kondisi yang terjal.
Mari kita berkunjung ke Banyuwangi
Wisata banyuwangi selalu dekat di hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar